Mittwoch, 4. Juni 2014

Kita Bisa Apa Selain Menolong



Gerimis hujan berhias angin senja itu
tiba-tiba menghentak rasa tenang hati
di bawah gerobak di sisi sudut halte bus
terpampang jelas menikam mata hati
pertunjukan memilukan di ibukota negeri
seorang ibu menyusui anak kedinginan
menggigil dengan suara tangis memilu
ah mengapa harus aku lihat hal begini
tak terasa kakiku terserandung kaget
tak sekaget rasa trenyuh menghujam
kita bisa berbuat apa selain menolong
seberapa bisa mengurangi rasa malang
oh begitu banyak tayangan sejenis ini
kemana punggawa negeri yang budiman
kemana buku suci yang teriakkan keadilan
berisi amanat tanggung jawab sosial
dalam retorika yang lantang disuarakan
namun loyo dan tak terbukti di lapangan
terlalu banyak gelandangan berseliweran
tak terasa membuat kebal rasa dikesulitan
telah membuat empati hilang dikesibukan
terlalu banyak dalih dan dalil pembenaran
dan senyatanya sang melarat tetap miskin
semakin bertambah bilangan dan ragamnya
 
BILA KEADILAN DAN KEMAKMURAN TIBA
 
(ad) - 05.06.14

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen