Entah kemana ku harus berlari
dari kejaran bayang-bayangmu
yang setia menemani lamunan
kala berjauhan adalah kenyataan
maka sukmaku melukis dirimu
membingkainya di sanubari
pada warna-warni kerinduan
diuntaian syair tertatih-tatih
dikenyataan kepiluan rasa
dalam benteng rasa malu
tak terungkapkan lewat keluhan
melupakanmu adalah kemustahilan
walau sesaat dipejaman mata saja
sesungguhnya rasa ini menyiksaku
SAMPAI KAPANKAH BEGINI ?
(ad) – 28.04.14
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen