Samstag, 24. September 2016

Indah Bagai Pelangi


Hm...indah!
sungguh indah!
bagai pelangi dirasa sukma
melihat kembali hidup yang berwarna
menata kembali rasa dari awal, kembali ke pertama
.
"kuingin berbagi"; kata diri pada sukma
.
"bahagia yang kurasa saat ini"; katanya lagi
.
"ya! rasa yang kita miliki tak akan pernah pergi lagi!"
.
Terima kasih Kekasihku
untuk "rasa" yang telah Kau beri
dari awal hingga kini 

Indriati See - HiR, 23.09.2014


Diam Menikmati Karya yang Lain

.
Tiba-tiba aku enggan menulis sesuatu
rasa yang acap kali datang menggoda
saat tubuh, jiwa,raga, rasa, karsa meletih

hanya ingin merenung menikmati alam

melipat tangan dalam diam dikerinduan
merindu datangnya ilham dan bisikanNya
merindu ditunjukkan arah yang dituju
merindu dibukakan sedikit tentang esok
walau ku tak yakin sebenarnya kerinduan
tentang apa yang terbaik bagi kehidupan
maka bagiku diam sering kali kedamaian
hening bagiku laksana service turun mesin
sambil membaca karya indah sahabat maya
keengganan menulis berubah jadi membaca
karena dalam diam kudapat nikmati tenang
kumampu mengagumi keindahan yang lain
.

BETAPA INDAHNYA MEMILIKI RASA KAGUM



(ad) – 12.12.2013

Berita Kehilangan

.
Beberapa hari aku kehilangan arah tujuan

tak ada bintang kejora petunjuk imaginer
entah mengapa awan tebal telah merebut
menghalangi dengan semena-mena habis
apapun yang terjadi biarlah bintang kejora
terus menjadi kenangan manis di hidupku
dengan kompas akan kutelusuri alam raya
Semoga bintangku diorbitnya selalu damai



(ad) – 13.12.2013

Sunyi Ini Untuk Siapa?

.

Malam semakin dingin
semakin sepi dan sunyi
keheningan ini nyaman
namun ada rasaku hilang
tapi ada asaku menjulang
mencari yang tak ada
menjemput yang dinanti
.
Sunyi ini mustinya tak ada
seharusnya bukan untukku
namun saat dia jadi hidupku
tak hendak lari dari kenyataan
biarlah terjadi hingga kudapat
kuperoleh ruang dan waktu
menanti pengisi relung hati
DEMI SECERCAH HARAPAN


(ad) – 14 Desember 2013

Tembang Goeboek Tjinta


Terdengar indah untaian nada
melantun memecah keheningan 
di saat terlena dalam pelukan
hm ... pelukan waktu bagi sukma 
dalam penantian karya oleh raga
.
Terdengar indah untaian nada
yang membawa diri melewati masa
ketika diri membangun Goeboek Tjinta
dengan pondasi untaian kata-kata
tentang rasa dan tjinta
dari diri, raga dan sukma
.
Hm ... indah
oh ... sungguh indah !
.
Duhai tjinta ...
tetaplah kau sebagai milikku
.
Indriati See - HiR, 24.09.2014






Mimpi*2



Senja perlahan lelap dalam buaian malam
mata dan hati pun terpejam...
dalam...
kecupan doaku lembut mengecupmu
alunan lagu 'lullaby' mengiringi gemulai
jemari di helai-helai mahkotamu
.
Lelaplah tjinta dalam mimpiku
melewati malam cantik nian
diterangi gemintang nan rupawan
disaksikan si emas rembulan
jauh...
bak perjalanan tanpa jeda
bak lamanya penantian
sampai fajar tiba dan surya tersenyum ceria...
.
Indriati See - Somewhere, 23.09.2016


Montag, 19. September 2016

Menanti Ilham Belas Kasih-Nya


::
Menyendiri tenang di malam kelam diam
mencari ilham berharap belas kasihNya
sayup perlahan melayang dalam gantang
mendayu berayun alun antara ada tiada
menunduk bisu di picingan mata rohani
mohon petunjuk demi waskita witjaksana
.
Sayup-sayup bertebar wewangian sorgawi
terhampar di dalam cakrawala kepasrahan
akhirnya menjelang jua dalam keniscayaan
menghampiri hati yang penuh harap dan asa
.
Tiba-tiba sejuk penuh damai dalam sanubari
benderang tatap indra ringan kaki melangkah
serasa mulus lintasan waktu di lintasan mata
TERIMA KASIH PENGERAN...
::


(ad) – 17.12.2013

Nyanyian Pagi


Fajar membuka pagi
membangunkan alam dan hayati
nyanyian unggas terdengar ceria
bunga-bunga tersenyum bahagia
butir-butir kristal embun pagi
tak ingin segera pergi
menebar harumnya kelopak hujan
yang masih tertinggal pada pucuk-pucuk dedaunan
.
Hm ... indahnya pagi hari
parasmu cantik bak putri mentari
kau setia menemani diri
meneguk hangatnya secangkir kopi
pengusir kantuk yang tersisa
mengajak raga dan sukma
menyongsong surya
pembawa hari yang baru
dariNya untukmu, ku dan nya
.
.
.

Indriati See – HiR, 27.05.2015


Rasaku Hanya Untukmu




Lalu aku diam di sudut

saat semua berkecamuk
berlomba berarak-arak
tak satu pun mengalah
rasa rindu suka cinta
bergejolak berontak
sontak berdesak-desak
membaur dalam sukaku
sudut itu hanya untukmu
walau di sudut mungil
namun kujagai bersih
dalam setiaku padamu 
DALAM IKRAR SATYA



(ad) – 16.12.2013

Setahun Lalu



Lalu...
satu-satu terbayang
saat bersamamu
saat-saat indah
tak ada kata-kata
yang mampu lukiskannya
betapa aku damai bahagia
saat kau disisiku

Itulah yang terus kurindui
bawah sadarku memelas
memohon ada nuansa bening
saat jemari berpadu mesra
saat langkah gontai berdua
berhimpit di temaram purnama
mendongak tak peduli bintang
angin membawa wewangian
menyebar salam melati
KENANGAN DESEMBER...

(ad)
– 16.12.2013


Sahabat Hatiku...


Adinda betapa bahagia hatiku 
bisa mengenalmu dalam hidupku 
tak banyak yang mampu kuulas 
tentang lintasan peristiwanya
namun terukir dalam karang hatiku


Saat kuterima uluran tulusmu
doa dan harapanku padaNya
kau dan aku bersatu tulus
dalam ikatan satya abadi
meski corak dan ragam perbedaan

.
kau adalah kekayaan tak ternilai 

Mengenalmu adalah keberuntungan
semoga aku sahabat yg kau impikan
laksana pasangan dititian hidup
terimalah jabat tangan persahabatan
semoga kau dan aku saling mengisi
tetap dalam tawa walau apapun terjadi
KAU DAN AKU SATU SELAMANYA


.
Amin


...

(ad) – 16.12.2013





Sonntag, 18. September 2016

Cintaku Bagai Musim Semi


Kuingin berpuisi lagi
tentang rindu selama ini
tentang saat yang kunanti
tentang rasa yang kupendam,
yang membuat raga demam,
yang membuat lara pada sukma,
karena pupusnya asmaradhana

Kuingin berpuisi lagi
tentang rasa yang baru kualami
tentang bahagia
tentang untaian kata cinta,
yang terucap tulus,
bukti cintaku yang tak pernah pupus

Kuingin berpuisi lagi
tentang cinta yang kurasa
tentang dhana yang kujaga,
agar asmara
tetap membara

Kuingin berpuisi lagi
untukmu yang bersemayam di hati
untukmu yang selalu hadir dalam mimpi
untukmu sang pematik asmaradhana
pada diri, raga dan sukma

Kuingin berpuisi lagi ...
.
.
.

Indriati See - HiR, 02.01.2015



Published in Kompasiana


Kaukah Disana...?



Kaukah yang disana nun jauh?
yang sedang lafalkan namaku
kuterima bisikan sakralmu kasih
kuterima belaian lembut mendayu
dalam balutan untaian rindu dendam

Kaukah disana ?...
yang mengirimkan asa
tentang mentari digantang asmara senja
dalam gejolak berahi di siang hari terik
kuterima kias dalam gelombang ajakan
namun biarkan purna semua dharmaku
dalam bhakti di persada pertiwi yang terluka
bersabarlah dalam setia dan harapan doa
SEHINGGA SEMUA JADI NYATA...


(ad) – 17.12.2013

Kau...*


Mengenalmu lewat cara luar biasa

memahamimu tidak seperti biasa
rinduimu sungguh sebuah sensasi
antara getar dan gundah gulana
.
Gelisah dipenantian temu pandang
resah dalam tegur sapa dunia maya
walaupun dekat namun terbentang
sebuah perintang imaginer dharma
tetaplah menyemangati kehidupan
.
Kini...
 semangatku berhiaskan pelangi
berhiaskan aroma melati setaman
dalam balutan canda tawa remaja

Biarkan rasa ini mencari singgasana
melintas waktu menerjang rintang
dalam keteguhan asa lintasan waktu
tanpa janji muluk hanya kesetiaan
HINGGA WAKTU MENGIZINKAN



(ad) – 18.12.2013