.
Di hari ke-tujuh, dini hari
ketika musim panas dimulai
kehangatan itu,
membelai halus wajahku
bisikan lembutmu
terdengar olehku
dalam bahasa ibu
ku terjaga dari tidurku
ketika musim panas dimulai
kehangatan itu,
membelai halus wajahku
bisikan lembutmu
terdengar olehku
dalam bahasa ibu
ku terjaga dari tidurku
‘Selamat
pagi, kekasihku’; sapamu
sangat lembut merasuk kalbuku
‘temanilah aku’; pintamu
terbesit rasa bahagia dalam sukmaku
sangat lembut merasuk kalbuku
‘temanilah aku’; pintamu
terbesit rasa bahagia dalam sukmaku
Ajakan
lembutmu
membuatku terpaku dan bisu
bergegas ku bersihkan ragaku
dari debu-debu bumi yang memalukanku
ku mempercantik diriku untukmu, wahai Kekasihku
membuatku terpaku dan bisu
bergegas ku bersihkan ragaku
dari debu-debu bumi yang memalukanku
ku mempercantik diriku untukmu, wahai Kekasihku
‘Ku tunggu
kau di rumahku’; katamu
lembut
aku mengangguk, tak sepatah kata pun
terucap dari bibirku yang kelu dan tersekat
aku mengangguk, tak sepatah kata pun
terucap dari bibirku yang kelu dan tersekat
Ku
langkahkan kakiku menuju rumahmu
di ambang pintu, harumnya dupa terhirup hidungku
meja altar terlihat siap tuk perjamuan sucimu
gemerlapnya piala dan piring dipantulkan oleh cahaya lilin
terdengar suara orgel mengalunkan irama syahdu
damai … terlindung … kurasakan di rumahmu,
oh … Kekasihku, sambutanmu memberiku harapan
di ambang pintu, harumnya dupa terhirup hidungku
meja altar terlihat siap tuk perjamuan sucimu
gemerlapnya piala dan piring dipantulkan oleh cahaya lilin
terdengar suara orgel mengalunkan irama syahdu
damai … terlindung … kurasakan di rumahmu,
oh … Kekasihku, sambutanmu memberiku harapan
Liturgi
itu pun dimulai
doa, syukur silih berganti
tubuhku dan tubuhMu,
darahku dan darahMu,
melebur menjadi satu
doa, syukur silih berganti
tubuhku dan tubuhMu,
darahku dan darahMu,
melebur menjadi satu
Bahagia
abadi kurasa sampai ke nadi
penghiburan sepanjang hayati
datanglah dan tinggallah selalu bersamaku
oh … Kekasihku, terima kasihku selalu
tuk undangan perjamuan suciMu
penghiburan sepanjang hayati
datanglah dan tinggallah selalu bersamaku
oh … Kekasihku, terima kasihku selalu
tuk undangan perjamuan suciMu
.
.
.
*Hadirilah upacara kebaktian untukNya*
Indriati See - Hofheim im Ried, 3 April 2011
Published in Kompasiana