Malam ketika angan membumbung meninggi
semakin meliar enggan kembali ke kenyataan
terus berduyun menggayut di bentangan rasa
tercenung di helaan nafas perlahan membisu
di lubuk hatiku yang terdalam merintih memilu
seakan tak kuasa menahan penat kerinduan
yang mendera seakan tak kenal belas kasihan
menindih dalam geliat hasrat asmara berjarak
ketika malam semakin larut hatiku ikut tercabut
yang tersisa seolah tinggal sepenggal bayangmu
yang setia setiap saat mengitari seluruh lamunku
akan terus menindih mendera di keputusasaan
ketika hari berganti minggu dan menjelang bulan
bulan beringsut berganti tahun tahun kepenatan
tinggal satu hal ku pegang teguh ikrar janji setia
yang pernah kau bisikkan engkau akan tetap setia
dan malam ini kau lihatlah dengan mata hati nurani
bahwa melati yang kau tanam kini subur di tamanku
dalam semerbak mewangi mempesona di Goeboek Tjinta
MENDAMBA SIRAMAN KASIHMU BILA KAU KEMBALI