Hujan
turun dengan derasnya
tak
perduli akan tuna wisma,
duduk
menggigil dengan nestapa
anginpun
tak mau kalah
bertiup
dengan tak ramah
menerbangkan
rumah
kardus
yang basah
sedangkan
aku ?
hidupku
hangat di bawah atap
Dengan lapar, dingin, dan kuyup
kau tuntun kedua anak balitamu
berlindung
dibawah jembatan itu
“sabarlah
nak ! tahanlah lapar itu”
sedangkan aku ?
bajuku
kering dan penuh perutku
Saudaraku,
marilah kita berbagi
tidak hanya satu kali di Hari Raya
tetapi setiap hari, setiap saat
sedikit
sandang untukmu
sedikit
sandang untukku
sedikit
pangan untukmu
sedikit
pangan untukku
sedikit
atap untukmu
sedikit
atap untukku
Akhirnya
…
kita
akan mendapatkannya kembali
segala
yang telah kita beri
di
rumahNya yang abadi
Indriati
See - HiR, 8 April 2011
Published in Kompasiana & Baltyra