Tiba-tiba …
kurasakan hangatnya suryamu
terhirup lembabnya udaramu
mengalir hangat peluhku
oh … aku rindu kamu
kurasakan hangatnya suryamu
terhirup lembabnya udaramu
mengalir hangat peluhku
oh … aku rindu kamu
Tiba-tiba …
terdengar bisikan ditelingaku
dalam bahasa ibuku
kata-kata penuh kasih
untuk yang pertama kali
dalam hidupku sampai kini
oh … aku rindu kamu
terdengar bisikan ditelingaku
dalam bahasa ibuku
kata-kata penuh kasih
untuk yang pertama kali
dalam hidupku sampai kini
oh … aku rindu kamu
Tiba-tiba terasa lembutnya
sentuhan dari putramu,
… wahai Ibu Pertiwi
untuk yang pertama kali
dalam hidupku sampai kini
oh … aku rindu kamu
sentuhan dari putramu,
… wahai Ibu Pertiwi
untuk yang pertama kali
dalam hidupku sampai kini
oh … aku rindu kamu
Tiba-tiba …
kurasakan eratnya genggaman itu
mungkin memberi sedikit harapan
dan perlindungan
untuk yang pertama kali
dalam hidupku sampai kini
oh … aku rindu kamu
kurasakan eratnya genggaman itu
mungkin memberi sedikit harapan
dan perlindungan
untuk yang pertama kali
dalam hidupku sampai kini
oh … aku rindu kamu
Tiba-tiba terdengar gemericik hujan
membentuk pelangi cinta
dalam sukma dan angan
oh … aku rindu kamu
membentuk pelangi cinta
dalam sukma dan angan
oh … aku rindu kamu
Tiba-tiba ku tak ingin ini hanya mimpi
dan berharap bukan yang terakhir kali
dan berharap bukan yang terakhir kali
**********
*Rindu pada Mutiara Timurku*
Indriati See - Hofheim im Ried, 16 Maret 2011
Published in Kompasiana
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen