Sonntag, 8. Juni 2014

Si Kecil, Sahabat Malamku



Hangatnya malam di musim panas
indahnya langit bercahaya bintang
bak ratusan lentera kapal di laut yang luas
tanpa deburan ombak surut dan pasang
.
Satu bintang menarik perhatianku
sangat jauh di langit yang biru
mungkin sedih, merasa sendiri
apa yang terjadi,
sahabat kecil malamku ?
.
Bintang-bintang yang lain disekitarmu
berkelap-kelip ceria
bersinar terang bak emas mulia
menampilkan keindahan, lembut dan murni
.
Katamu bintang kecilku:
„Hatiku sedang pilu,
tidak seperti yang lain disekitarku,
tuk menghiasi malam dengan berkelap-kelip,
ku tak sanggup”
.
Kau menangis, bintang kecilku
jauh di langit yang biru
ketika tiba-tiba terdengar Suara
yang memberi harapan padamu
.
”Mengapa kau menangis ?” tanya Suara itu
„lihat dirimu, kamu kecil tetapi
sinarmu terang dan murni” jelas sang Suara
.
Suara itu datang dari Bulan, si Dewi Malam
berkata dengan bijak dan lembut …
katanya lagi: “Sekarang dengarlah ! sahabat kecilku,
bintang-bintang yang lain, sinarnya terlihat indah dari luar
tetapi kau, sinarmu yang terlihat dari dalam
lebih indah dan terang dari mereka”
.
„Bukalah hatimu, bintang kecilku,
jangan bersedih hati lagi,
kau akan temukan harapan,
kehangatan,
dalam cahayamu kembali”
.
Kecantikan yang ada akan lebih berarti
hanya dengan ”cinta” yang murni
.
Mulai sekarang,
tuk bintang kecilku yang cemerlang
di langit biru yang membentang
sinarilah seluruh penghuni galaxi
dengan cahaya cintamu yang terang dan murni

*tuk ultah Agatha, buah hatiku*



Indriati See - Hofheim im Ried, 27 Juni 2011

Published in Kompasiana 
Image

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen