Sonntag, 8. Juni 2014

Ibuku, Kebanggaanku

Sejenak kumerenung dalam hiruk-pikuk
digerak jalan nasional peringati hari ibu
meriah dasyat ramai walau diguyur hujan
sembari berjalan seakan hadir masa silam
masa-masa indah bersamamu ibu tercinta
terkenang betapa tegar tabah sabar hebat
dalam segala kiprahmu ibu semua dasyat
dengan tujuh anak-anak engkau berjuang
dalam minim pendidikan dan pengetahuan
dalam penghasilan suami tentara tamtama
entah bagaimana cara ibu bermatematika
menyulap sebutir telur menjadi pesta kecil
menyulap seliter minyak tanah jadi bermakna
bagaimana cara ibu berdoa kepada TUHAN
bagaimana cara ibu beristirahat dalam penat
bagaimana mungkin kami bisa sukses semua
dari jasa seorang ibu yang nyaris buta aksara?
jarak MONAS dan Bundaran HI menjadi saksi
bahwa anakmu ada dihimpunan orang-orang "kota"
sampai digaris Finish baru kusadari jawabnya
sejatinya peringatan hari ibu bisa biasa-biasa saja
tetapi setiap kita diajak mengenang sesaat
akan kiprah seorang ibu PAHLAWAN SEJATI
yang tulus gagah berani tanpa minta imbalan
keberadaanku berkat jerih payah dan doamu
puisi kecil ini tak sebanding dengan jasa ibu
 
IBU BHAKTI DAN JASAMU AKAN KUKENANG
 
(ad) - 22.12.13





Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen