Dienstag, 10. Juni 2014

Purnama di Atas Berlin

Menara TV (Fernsehturm) - Berlin


Perak kemilau, cantiknya sinarmu
berkilau lembut membelai wajahku
pandangan matamu, menusuk kalbu
senyum lembutmu, membebaskan bebanku
puas … dan percaya diri merasuk sukmaku
.
Pikiranku tenggelam dalam keabadianmu
dalam perputaran baru sinarmu
lahir kembali … terasa olehku
daya tarikmu memaksaku tuk tinggal sesaat
menikmati malammu, nan cantik rupawan
.
Wahai Purnamaku,
kau beri harapan baru
tuk tak pernah lelah dan penat
menanti minggu menjadi bulan
.
Sisi gelapmu memberiku inspirasi
dan selalu kukagumi
kini ku tak takut lagi karenanya
walau seperti neraka kata mereka
tetapi kutemukan cinta disana
.
Wahai Purnamaku
tuk memberi, sangat sulit bagiku
walau yang kuambil lebih daripada itu
.
Adamu, kurasa tak sendiri lagi
walau ku tak dapat menyentuhmu
ku tahu … kau tak pernah menolakku
kau jauh tetapi selalu dekat kurasa
.
dan …
ku hanya bisa berkata:
”Aku mencintaimu”



Indriati See - Berlin, 14 Juli 2011

Published in Kompasiana

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen