Sonntag, 15. Juni 2014

Cinta Diri pada Jiwa dan Raga

.
Hening …
kembali menemani diri
hilang berbaur bersama malam
.
Tenang …
bahagia terasa
kenangan diri tak pernah padam
.
Renung …
menatap sedih pada cahaya
yang cukup lama terlupakan dan tenggelam
dalam setiap wajah kita
.
Terang …
membias, membangkitkan keinginan
mendengar suara tawa
ramah dan ceria
.
Kenang …
dalam kehangatan
sesaat dengan api asmara
membara membakar jiwa
memecahkan pembuluh cinta
deras, memacu degup kehidupan
bulir-bulir peluh berlomba
membebaskan diri
dari tersumbatnya pori-pori
tak henti diri terlumat lembut
teramat sangat lembut tanpa jeda
kenikmatan terasa sampai ke puncak mahkota
istana fana dari raga dan diri pun runtuh
bahagia tak terucap oleh diri … diam
merasa raga tak dicintai
.
Pandang …
menusuk tajam sampai ke ulu-hati
mengundang rindu
agar terulang lagi
sentuhan raga
cinta jiwa pada diri
.
Kesalahan telah lama terampuni
tak lagi menghantui diri
.
Kini …
hanya rindu akan kehidupan
yang membawa jiwa, raga dan diri bahagia
.
.

Indriati See - Hofheim im Ried, 01 Oktober 2011

Published in Kompasiana

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen