Freitag, 23. Mai 2014

Tuk Saudaraku Tunawisma


Hujan turun dengan derasnya
tak perduli akan tuna wisma,
duduk menggigil dengan nestapa
anginpun tak mau kalah
bertiup dengan tak ramah
menerbangkan rumah
kardus yang basah
sedangkan aku ?
hidupku hangat di bawah atap

Dengan lapar, dingin, dan kuyup
kau tuntun kedua anak balitamu
berlindung dibawah jembatan itu
“sabarlah nak ! tahanlah lapar itu”
sedangkan aku ?
bajuku kering dan penuh perutku

Saudaraku, marilah kita berbagi
tidak hanya satu kali di Hari Raya
tetapi setiap hari, setiap saat
sedikit sandang untukmu
sedikit sandang untukku
sedikit pangan untukmu
sedikit pangan untukku
sedikit atap untukmu
sedikit atap untukku

Akhirnya …
kita akan mendapatkannya kembali
segala yang telah kita beri
di rumahNya yang abadi





Indriati See - HiR, 8 April 2011
Published in Kompasiana  & Baltyra


Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen