Cahayanya merobek mantel malamku
ku coba menisiknya dengan penuh kasih
walaupun lara selalu setia padaku
tak apalah,
dengannya ku balut tubuhku
.
Cahayanya masih terlihat, tapi
tak menghangatkanku lagi
karnanya hatiku merana
.
Cahayanya tak kuperlukan lagi
karena kau menjadi cahayaku kini
.
Kau terangi jalanku, di kedua sisi
yang baik dan yang buruk
kau bimbingku masuk …
sedalam sanubari
kitapun sejantung dan sehati
.
Karenanya ku rasa dilindungi
.
Ku sadar jika tidak berada disana
tapi dengarlah bisikanku …
wahai Sang Kekasih, harapanku selalu
menjelang fajar, jadilah bintang pagiku
…
Indriati See - Hofheim im Ried, 22 Mai 2011
Published in Kompasiana
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen