Dienstag, 1. Juli 2014

Purnama Pertama tuk Kekasih Bathinku

Asmaramu datang di akhir senja
ketika dingin membalut raga
dimana serpih-serpih salju cantik bertebaran di udara
di saat rasa hati tak semanis madu
dan sukma ini sendiri selalu
.
Tiada saat tanpa tawa dan canda
hati inipun perlahan manis oleh cinta
menemani sukma di kala sendiri
menghangatkan ketika dingin menyelimuti
Smaradahanapun membara
.
Cinta menguasai raga dan hati
menggebu seirama denyut nadi
saling mengisi ketika relung hati sendiri
“aku sayang padamu”; ucapmu lembut berkali-kali
“kau cintaku sayang tuk yang terakhir kali”
.
Pintamu: “peliharalah cinta kita”
“selama sukma menemani raga”; janji kita
oh … hangatnya sayang, lembutnya kasih, indahnya cinta
semipun perlahan-lahan tiba
pekikan cinta penghuni alam membahana
.
Kekasih bathinku …
tataplah purnama
bagai lentera di angkasa
bercahaya keemasan bak logam mulia
setia menemani kita melewati waktu
… di usia senja
.


Indriati See - Hofheim im Ried, 10 Maret 2012

Published in Kompasiana


Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen