Samstag, 16. April 2011

Pungutlah Aku !



Yang tersayang bundaku,
ku teringat ketika kau menimangku
kau nyanyikan nina bobo sebagai pengiring tidurku
kau hiburku ketika aku menangis
kau rawatku ketika aku sakit
sentuhan lembutmu bagai air yang mengalir tanpa putus
tetapi kini …

dan kau ayah,
dengan tanganmu yang kokoh
mengangkatku tinggi-tinggi sambil  berkata:
„kau kelak akan melebihi tinggi ayah“
lalu kau menimang-nimangku sambil menyanyikan lagu daerah
tetapi kini …

aku sebatang kara,
kalian meninggalkanku sendiri
rasa bahagia menjadi lara
bagiku, di bumi ini, tidak ada toleransi lagi
hanya bulan, bintang dan matahari menjadi temanku
ku ciptakan duniaku sendiri

bermimpi jika aku seorang pangeran
di kerajaan awan
bintang kejora sebagai mahkotaku
pohon yang kokoh sebagai tongkatku
dan pelangi sebagai singgasanaku

di bawah pimpinanku
tak seorangpun boleh  menyakiti
tak seorangpun boleh mencuri
tak seorangpun boleh berdusta
tak seorangpun boleh merana

ku terjaga dari mimpiku
ketika kurasa sentuhan lembut kalian
senyuman penuh harapan akan masa depan
dari ayah dan bunda angkatku

walaupun sesekali luka masa lalu kurasa
tetapi cinta orang tua angkatku
cepat membalut dan merawatnya

**********

*Berilah atap, sandang dan pangan kepada anak-anak yatim piatu*


Oleh: Indriati See - Hofheim im Ried, 17 April 2011



Published in Kompasiana

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen