Donnerstag, 10. Juli 2014

Sayang, Pinanglah Aku !



Gregor  memandangku tak berkedip, seolah-olah ingin mencari jawaban yang selama ini dia tunggu. Jari-jarinya memainkan helai rambutku sambil sesekali mengecup leher dan bibirku.
 
“Amour” ; bisiknya, … panggilan “cinta” yang selalu membuat hatiku luluh.
 
“Hm” ; aku hanya bergumam sambil memejamkan mata.

Di penghujung musim panas, bayu berhembus lembut … Bunga-bunga rumput terlihat cantik, tercium wangi bunga lavender dari ladang di sisi bukit.
Tubuh kami saling bersebelahan, sesekali menengadah ke langit yang biru …

Bersepeda dan piknik bersama mengisi masa perkenalan kami. Tempat diatas bukit yang menghadap ke laut ini menjadi saksi kisah kasih kami.
 
“Amour” ; bisiknya lagi.
 
“Iya sayang !” sambil merebahkan kepalaku di dadanya yang bidang.
Terdengar jantung Gregor berdegup teratur, hm … dalam pelukannya, aku merasa terlindung.
 
“Apakah kamu sudah siap jika aku meminangmu bulan depan ?”
 
Aku tersentak mendengarnya karena aku tak menyangka akan secepat itu. Aku tak menjawab …
 
“Peluk aku yang erat say !”; pintaku.
 
“Loh ?? dari tadi kamu kan dalam pelukanku, say !” sambil memelukku lebih erat.
Hm … tubuh Gregor yang berat tak kurasa lagi, … jari-jemari kami saling bertautan …

 
Kami pun hanyut dalam hasrat yang lama terpendam …
.
.
.
.
Hofheim im Ried, 06.09.2013 - Oleh Indriati See

Catatan:
Cermin (Cerita Mini) di atas ditulis untuk Event Fiksi Sensual di Fiksiana Community (FB)  pada tanggal 06.09.2013. Para pembaca bisa membaca hasil karya penulis-penulis lainnya disini

Published in Kompasiana 
Image & Music


Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen