Freitag, 30. Mai 2014

Retrorikakah Angka Statistik Itu ?


Diantara tumpukan syukur di pagi buta
ada yang menusuk ketengan matahati
saat subuh sipemulung mengais rejeki
ditumpukan tong sampah dengan tekun
takjub dalam linangan pelangi di mataku
mustikah ada hal yang demikian memilu
di negeri berperi kemanusiaan katanya
yang mengatakan dengan jelas lantang
bahwa fakir miskin dipelihara pemerintah
''terpesona dan takjub" aku dibuat sadar
bahwa kita telah begitu jauh berkoar-koar
sisa retorika kata tanpa ayunan aksi nyata
dari masa ke masa pemilu ke pemilu berlalu
angka-angka statistik tersaji indah dibaca
di lingkungan saya pemulung bertambah
sebuah fakta tanpa penyimpangan data
duh negeri besar nan kaya raya nan subur
Bangunlah jiwanya....
Bangunlah badannya...
untuk Indonesia Raya...
bila terus berjalan demikian tahun ke tahun
 

SIAPA YANG HARUS MENANGGUNGNYA
 

(ad) - 30.05.14



Malapetaka Bagi Kaumku

Ku bersumpah dengan tulus dan suka cita
terhadap Kemahakuasaan yang dapat menghukumku
karena kebutuhan hidup, ku diperlakukan seperti hamba
pemuas hasrat jiwa dan raga,
tuk mereka wahai orang-orang kaya !
.
Bumi Pertiwi kehilanganku sebagai istri dan ibu
mereka paksa jiwaku keluar dari raga
takdirkah itu ?
atau
aku dilahirkan sebagai korban
permainan komoditas tanpa arah dan tujuan ?
.
Mereka berbicara antara “cinta” dan “malu”
cinta? - Tidak bagiku, karena tak membawa kebahagiaan di bumi
cinta membawa penghinaan dan iri hati
ku dicintai hanya dengan nafsu ragawi
.
hidupku tak mengenal cinta sejati
mungkin dicintai …
oleh seseorang yang tak ku ketahui ?
.
malu? - Ya bagiku, dan sering kurasakan
ku malu ketika mereka membayar ragaku
ku malu tuk tak bisa berbuat hal yang mulia
ku malu dari tuntutan hukum dan dari luka-luka
ku malu ketika tak bisa memberi kebahagiaan
ku malu … ku sangat malu …
.
Dunia ini indah bagi mereka
ku selalu bermimpi memperoleh pesona itu
kemudian menyebarkannya kepada kaumku
.
Dunia ini tidak adil bagiku
tak bisa ku menyangkalnya
jiwa-jiwa kaumku yang telah mendahului
hanya bisa bertepuk tangan memuji
dan ku bertanya pada diriku sendiri
haruskah aku mengikuti ?
sia-sialah hidupku ini …

*Puisi tuk kaumku yang tertindas*

 Indriati See - Hofheim im Ried, 20 Juni 2011

Published in Kompasiana 
Image

Mengapa Selalu Ada Benci dan Congkak ?



Bukankah hidup di muka bumi ini terlalu singkat ?
dalam keadaan tenang, kita temukan kekuatan
dengannya kita akan berhasil …
dalam hidup, kita akan bertanya
tentang ‘arti’ bukan ‘apa’ yang didapat dari kehidupan
karena setiap orang memiliki jiwa dan hati
dan harus menahan rasa sakit begitu banyak
masing-masing juga memiliki kehendak bebas
dengannya dapat memuaskan kerinduan padaNya
ya …
hal ini dimungkinkan hanya melalui iman dalam Tuhan
dan kemudian kita akan menerima upah dariNya
setiap jiwa menginginkan hidup kekal dalam pelukanNya
namun sayangnya, bagi kebanyakan, uang lebih penting dari segalanya
ya …
uang dan kekuasaan sangat penting tetapi …
tidak menjamin pada hari kematian
oleh karena itu …
akhirnya kita semua harus mengakui
hanya ada penyelamat dari setiap kebutuhan kita
Dia adalah Tuhan kita …
hanya Dia mengatasi kematian
mengampuni segala dosa kita dengan pertobatan yang benar
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”
jika masing-masing bisa melakukannya maka kita akan melihat dunia ini mulai dari awal lagi
kita hanya perlu mengandalkan Firman Allah dalam masing-masing Kitab Suci
dan kita semua yang percaya di dalamNya, akan kembali ke tempat yang paling aman yaitu tempat darimana kita datang … Pencipta kita, Allah kita.

Indriati See - Hofheim im Ried, 7 Pebruari 2011


Tuk saudara-saudaraku yang tertindas dalam menjalankan keyakinannya ...

Published in Kompasiana, Baltyra

Image


Indahnya HadiratMu


Saat pagi bersaput syukur
tersungkur aku di baitMu
berharap belas rahmatMu
mengais ampunan dosaku
mendulang belas kasihMu
menatap kesinggasanaMu
betapa indahnya hadiratMu
dalam takjub dan terpesona
betapa agung kebesaranMu
betapa besar kemurahanMu
betapa indah rancanganMu
betapa sempurna segalanya
tak ada rancanganMu yang gagal

TERIMA KASIH UNTUK HIDUPKU

(ad) – 26.05.14

Donnerstag, 29. Mai 2014

Refleksi Tahu Diri


Berhenti sejenak di terminal syukurku
kenangan masa kecil penuh memori
berhias onak duri dan linangan airmata
dilingkari penuh kekurangan sandang
dihiasi dengan keterbatasan pangan
penuh bersaput kenangan yang indah
betapa kegigihan ayah bunda menempa
dalam lingkaran pelangi nuansa keilahian
seakan pasti berujung sinar keberhasilan
dalam tempaan dan terpaan kerja keras
tak punya andalan apa apa selain Tuhan
melangkah berbekal senyuman sapaan
tak boleh memilih berharap kenyamanan
kata berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian
seakan mantra wajib dipegang dan dihayati
tak andalkan manusia hanya berharap Tuhan
waktu berganti bulan, tahun, tahun menjelang
akhirnya bersenang-senang juga kemudian
hidup memang lintasan panjang kehidupan
senyatanyalah manusia hanya melakoninya
melakukan semampu dengan rajin dan tulus
dalam runduk sujud dan berharap belas kasih
atas karunia dan kehendak serta rahmatNya
 
HUKUM TABUR TUAI SALAH SATU FAKTA
 
(ad) - 28.05.14

Betapa Agung RencanaNya


Merenda asa dititian waktu
hanya itu yang mampu kubuat
sambil berkaca-kaca mataku
saat belaianNya nyata kurasa
seakan Dia tersenyum padaku
ya khusus padaku ...
agar aku terus mengayuh langkah
tanpa keluh dan berpikir negatif
tugasku hanya melakukan dharma
aku mengangguk penuh semangat
ternyata kemampuanku bukan dariku
ada sumber kemampuan abadi dariNya
maka aku tersungkur dalam derai takjub
kelintasan yang dibelakang walau terseok
namun kumampu menatap pasti ke depan
 
DIPENYERTAAN-NYA YANG JELAS PASTI
 
(ad) - 28.05.14

Kekasih Hati Nan Abadi



Duhai Kekasih
Kau meninggalkan kami
dalam kefanaan duniawi
Kau berjanji untuk kembali
pada saat berakhirnya kehidupan ini

Hari ini, kami memperingati kepergianmu, Kekasih hati
Kau pergi ke Singgasana Bapa Yang Maha Pengasih
tanpa lupa mengajari kami cinta dan kasih
sebagai bekal perjalanan kami dalam kasih-mengasihi
kepada sesama dan diri ini

Terima kasih untuk luka-lukamu, Kekasih hati
dengannya kami mengerti tuk tidak saling menyakiti
dengannya kami berusaha tuk meneladanimu, Kekasih hati

Hadirlah selalu dalam setiap nafas kami
sampai kami bersatu denganmu kembali, Kekasih hati
dalam keAbadian, keIlahian surgawi. Amin.




"Selamat memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga (Christi Himmelfahrt) dan Hari Ayah (Vatertag)"

Indriati See - HiR, 29.05.2014


Published in Kompasiana





Dienstag, 27. Mai 2014

Belajar Gitar


Ah lagu itu lagu pertama untukku
saat aku belajar gitar besakit-sakit
lalu menjadi kesatuan bagian hidup
kuhafal kucerna kurasakan kucintai
"tak tersembunyi kuasa Allah"
"kalau lain ditolong saya juga"
"tanganNya terbuka menunggulah"
"tak tersembunyi kuasa Allah"
begitu indah sederhana abadi
yah tak tersembunyi kuasa Allah
 
KU-AMINI DAN KU-IMANI
 
(ad) - 28.04.14